kisah nabi nuh lengkap dari lahir sampai wafat

Ayyubmenjadi marah kepada istrinya dengan berujar: “Jika aku sembuh pasti kupukul seratus kali”. dan Nabi Ayyub berdo’a kepaada Allah Swt sebagaimana tertera dalam kitab al-Qur’an. “Ingatlah ketika Ayyub menyeru kepada Tuhan-nya:” Ya Tuhanku, aku dapat penyakit dan cobaan yang sebabkan oleh syaithan” (QS. Shaad ayat 41 ). Selamahidupnya, Ibrahim sering berpindah tempat dalam melakukan dakwah. Mulai daerah Babylon, Kansan (Palestina), Mesir dan Mekah. Nabi Ibrahim wafat di Al Khalil (Hebron), Palestina. Ibrahim merasa tenang dan bahagia karena telah menemukan kebenaran dan keyakinan tentang Tuhan. Ketika ia pulang dan melihat kaumnya masih menyembah berhala KeteladananNabi Ayyub. Beberapa ujian yang dialami oleh Nabi Ayyub As dan layak menjadi kisah teladan, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Kaya Raya Namun Dermawan. Dikisahkan bahwa Nabi Ayyub As merupakan seorang nabi yang Allahpun telah mengabadikan kisah Nabi Musa lengkap dari lahir sampai wafat pada beberapa surah yang berbeda di dalam Al-Qur'an ADVERTISEMENT Syaikh hamdi bin Hamzah Abu Zaid dalam buku Munculnya Ya’juj dan Ma’juj menjelaskan, Nabi Musa lahir sekitar 1436 SM dan wafat sekitar 1316 SM. Vay Tiền Cấp Tốc Online Cmnd. Berikut adalah kisah Nabi Nuh AS mulai dari lahir hingga wafat; tentang istri dan keturunan Nabi Nuh; kisah Nabi Nuh membangun kapal untuk menghadapi banjir besar; dan juga hikmah yang dapat diambil dari cerita-cerita tersebut. Selamat membaca. Kelahiran Nabi Nuh AS Nabi Nuh as dilahirkan 126 tahun setelah wafatnya Nabi Adam as, hal ini sebagaimana yang dituturkan Imam Ibnu Jarir dan yang lainnya. Silsilah beliau adalah Nuh bin Lamak bin Matusyalah bin Khanuj –Nabi Idris as– bin Yarid bin Mahlayil bin Anwasy bin Syits bin Adam Abul Basyar as. Secara umum, Nabi Nuh AS diutus kepada kaum yang menyembah berhala dan berbuat keji, yang mengajak manusia dalam kesesatan dan kekufuran. Namun terdapat perbedaan tentang usia diangkatnya Nabi Nuh menjadi rasul oleh Allah swt. Sebagian mengatakan pada usia 50 tahun, sebagian yang lain mengatakan pada usia 350 tahun, sebagian lagi mengatakan pada usia 480 tahun sebagaimana pendapat Ibnu Jarir. Dan ketiga pendapat itu disandarkan kepada Ibnu Abbas ra. Ibnu Jarir berkata dalam tafsirnya Ibnu Hamid telah meriwayatkan kepada kita, Mahran telah meriwayatkan kepada kita, dari Sufyan, dari Musa, dari Muhammad bin Qais, beliau berkata Ada sebuah kaum yang shalih antara Nabi Adam dan Nabi Nuh, dan mereka mempunyai pengikut yang mengikuti mereka, ketika mereka meninggal, sebagian dari pengikut itu berkata “Kalau mereka yang sudah meninggal itu dibuatkan patung yang mirip dengan mereka agar kita lebih asyik beribadah ketika kita mengingat mereka.” Maka para pengikut itu membuat patung, namun ketika para pengikut itu sudah meninggal, dan datang generasi berikutnya kemudian iblis menipu generasi berikutnya, seraya berkata “Apabila mereka menyembah patung tersebut dan meminta hujan, niscaya mereka akan menurunkan itu”, maka akhirnya mereka menyembah patung yang shalih. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Urwah bin Zubair, beliau berkata Wadd, Yaghuts, Ya’uq, Suwa’ dan Nasr adalah anak-anak Nabi Adam as dan Wadd adalah anak tertua dan terbaik di antara mereka. Maka tatkala kesesatan sudah semakin parah, Allah swt mengutus seorang nabi untuk mereka agar menyadarkan mereka ke jalan yang benar yaitu Nuh as. Istri dan Keturunan Nabi Nuh AS Nabi Nuh as mempunyai istri, yang di sebagian menyebutnya dengan nama Emzara, yang dari perkawinan tersebut memiliki beberapa anak di antara adalah Ham, Sam, Yafats, Yam dan Abar. Dan Yam inilah yang terkenal dengan sebutan Kan’an. Peristiwa Banjir Pada Masa Nabi Nuh AS Ketika Nuh sudah diangkat menjadi nabi oleh Allah swt, maka beliau berkewajiban risalah tauhid kepada kaumnya yaitu kaum Kan’an. Namun, risalah tauhid oleh kaumnya terutama kaum pembesar dan bangsawan yang tidak ingin kedudukan mereka sama dengan kasta yang rendah karena mayoritas pengikut Nabi Nuh as adalah orang-orang yang berkasta bawah. Bahkan mereka semua beradu argumentasi dengan Nabi Nuh as dan sampai akhirnya mereka tetap tidak mau menerima risalah tauhid yang disampaikan oleh Nabi Nuh as. Bahkan mereka sampai berani menantang Nabi Nuh as untuk memohon kepada Tuhannya adzab dan siksaan kalau memang yang disampaikan oleh Nabi Nuh as itu dan Nabi Nuh as adalah benar-benar nabi yang diutus untuk mereka. Dan yang termasuk tidak percaya akan kenabian Nabi Nuh as adalah istri beliau dan putranya yang bernama Kan’an. Akibat dari kerasnya mereka menentang dakwah Nabi Nuh as dan bahkan menantang Allah swt untuk menurunkan adzabnya, maka Nabi Nuh as memohon kepada Allah swt untuk menurunkan siksaan yang amat pedih sebagaimana yang mereka minta. Akhirnya Allah swt memerintahkan Nabi Nuh as untuk membuat kapal. Nabi Nuh as melaksanakan perintah Allah swt untuk membuat kapal tapi aktifitas Nabi Nuh as diejek oleh kaum karena pada waktu pembuatan itu terjadi pada musim kemarau sehingga kaumnya menghina Nabi Nuh as dengan mengatakan kalau Nabi Nuh as sudah gila. Tetapi Nabi Nuh as dan pengikut terus menyelesaikan pembuatan kapal tersebut sampai rampung. Walupun Nabi Nuh as telah dihina oleh kaumnya sedemikian rupa tapi Nabi Nuh as masih memperingatkan mereka akan adzab Allah swt yang berupa banjir besar agar mereka segera beriman kepada Allah swt. Tapi ajakan tersebut tetap tidak diterima oleh kaumnya. Akhirnya, setelah selesai pembuatan kapal, Nabi Nuh as memerintahkan pengikutnya untuk menaiki kapal dengan berpasang-pasangan1 termasuk di dalamnya binatang. Setelah seluruh pengikutnya sudah berada di kapal, Nabi Nuh as berdoa kepada Allah swt. Maka saat itu terjadi hal yang aneh, musim kemarau yang begitu mendadak berubah menjadi suasana seperti musim hujan, yang ditandai dengan suasana langit gelap mendung dan awan yang begitu pekat. Dan tak lama kemudian, hujan pun dengan topan yang begitu dasyat sehingga air laut dengan gelombang yang sangat tinggi menghantam daratan disertai dengan gelegar yang memekakkan telinga, diiringi dengan keluarnya air dari bumi. Sehingga suasana hari itu betul-betul mencekam. Namun, tak berapa kemudian, air sudah naik dan semakin tinggi sehingga menutupi rumah dan bangunan lainnya. Bahkan banjir semakin sehingga bukit dan gunung sudah tidak tampak lagi. Daratan pada saat sudah berubah lautan, sejauh mata memandang hanya air yang terlihat. Dalam kondisi seperti itu, Nabi Nuh as yang sudah berada dalam kapal masih berusaha untuk menyelamatkan istri dan anak –Kan’an-, namun keduanya tidak mau mengikuti ajakan Nabi Nuh dan keduanya tenggelam dalam banjir yang besar tersebut. Menurut sebagian mufassir “Air naik di atas gunung yang berada di bumi sekitar 15 dzira’ atau sekitar 9 m -dengan asumsi 1 dzira’ sama dengan 60 cm- di atas pegunungan. Sebagian yang lain berpendapat tinggi air yang menutupi pegunungan sekitar 80 dzira’ atau sekitar 48 m, sehingga tidak ada satupun yang tersisa di permukaan bumi baik makhluk yang maupun yang besar. Dan banjir itu terjadi beberapa waktu, dan ketika banjir sudah mulai surut, dengan izin Allah swt Nabi Nuh as dan para pengikutnya selamat dan kapal yang ditumpangi oleh mendarat di bukit Judi, sebuah bukit yang berada di pegunungan Ararat di wilayah Turki sekarang menurut sebagian pendapat mengatakan seperti itu. Keterangan tentang kisah Nabi Nuh as terdapat dalam al-Qur’an di antara QS. al-A’raf 59–64, QS. Yunus 71–73, QS. Hud 25–49, QS. al-Anbiya 76–77, QS. al-Mukminun 23–30, QS. al-Syu’ara 105–122, QS. al-Ankabut 14–15, QS. al-Shaffat 75–82, QS. al-Qamar 9–17, QS. Nuh secara keseluruhan, QS. al-Nisa 163–165, QS. al-An’am 83–87, dan masih banyak lagi. Hikmah dari Cerita Hidup Nabi Nuh AS Dari kisah Nabi Nuh di atas, dapat kita ambil pelajaran sebagai berikut Kebenaran akan tetap menang dan jaya walaupun ditentang siapapun dan dari manapun dan oleh apapun, maka jangan takut berjalan pada kebenaran karena dia adalah jalan yang lurus yang diridhai oleh Allah swt. Siapapun yang menentang kebenaran yang datang dari Allah swt, pada akhirnya akan binasa dan hancur, karena Allah swt sendiri yang akan membela dan menolong kebenaran yang telah diturunkannya dengan jalannya sendiri. Kita harus tetap mengajak orang lain dalam kebaikan sesulit apapun jalan untuk ke sana karena memang kebaikan memang harus diserukan sesuai dengan kemampuan kita walaupun banyak yang menentangnya. *** 1Menurut Ibnu Abbas ada sekitar 80 pasangan yang berada dalam kapal Nabi Nuh as, sedang menurut Ubay bin Ka’ab ada sekitar 72 pasangan. Lihat Qashash al-Anbiya. والله أعلم بالصواب والله الموفق إلى أقوم الطريق Nabi Hud adalah nabi keempat yang mana beliau keturunan dari suku Aad. Beliau tinggal di Al-Ahqaf, lebih tepatnya di bagian utara Hadramaut. Daerah tersebut memiliki tanah yang subur sehingga mereka memiliki kekayaan yang bersumber dari hasil pertanian. Namun sayangnya kaum Aad sangat sombong dan bertindak sewenang – wenang. Pada saat itu, kaum Aad banyak yang menyembah berhala. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Hud untuk menyampaikan risalah dan mengajak kaum Aad untuk beriman dan kembali ke jalan yang benar. Sejarah Nabi Hud Nabi Hud terlahir di Al Ahqaf. Di sinilah awal mula Nabi Hud diutus oleh Allah untuk berdakwah dan menyampaikan pesan agar kaumnya, yaitu kaum Aad agar mau beriman, menyembah Allah dan meninggalkan tradisi mereka yang bertentangan dengan ajaran Allah. Kaum Aad merupakan salah satu kaum yang hidup di zaman Nabi Hud. Kaum Aad juga merupakan manusia yang hidup setelah pengikut Nabi Nuh selamat. Dalam kisah Nabi Nuh orang – orang yang beriman selamat dari banjir yang sangat dahsyat. Mereka kaum Aad dianugerahi berbagai macam kesenangan yang berupa hasil panen yang melimpah, banyak binatang ternak dan harta kekayaan yang melimpah. Tak heran pada zaman itu banyak bermunculan bangunan seperti rumah dan industri yang nampak bagus dan indah. Bangunan tersebut belum dijumpai pada manusia pada zaman sebelum mereka. Hal senada tercantum di dalam Al-Qur’an surat Al-Fajr ayat 6 – 8, yang artinya adalah sebagai berikut “Tidakkah engkau Muhammad memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum Aad?, yaitu penduduk Iram ibu kota kaum Aad yang mempunyai bangunan – bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun suatu kota seperti itu di negeri – negeri lain.” Selain itu, mereka dianugerahi bentuk tubuh yang besar dan kuat. Hal senada juga tercantum di dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 69 yang artinya adalah sebagai berikut “Dan herankah kamu bahwa ada peringatan yang datang dari Tuhanmu melalui seorang laki – laki dari kalanganmu sendiri, untuk memberi peringatan kepadamu? Ingatlah ketika Dia menjadikan kamu sebagai khalifah – khalifah setelah kaum Nuh, dan Dia lebihkan kamu dalam kekuatan tubuh dan perawakannya. Maka ingatlah akan nikmat Allah agar kamu beruntung.” Maksud dari kata – kata khalifah setelah kaum Nuh dalam ayat tersebut adalah kaum Nabi Hud, yaitu kaum Aad. Namun sayangnya kemelimpahan harta benda tersebut membuat kaum Aad menjadi takabur dan sombong sehingga membuat mereka luap akan kekuasaan Allah. Bahkan mereka menganggap tidak ada yang dapat menandingi kekuatan mereka. Selain itu, mereka juga menyembah berhala dan hidup bebas untuk memuaskan hawa nafsunya. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan karena banyak terjadi penyimpangan. Oleh karena itu, Nabi Hud diutus untuk membawa peringatan sekaligus pedoman hidup agar mereka mau beriman kepada Allah SWT. Mendengar pengakuan Nabi Hud yang menyebut dirinya sebagai utusan Allah maka membuat kaum Aad marah. Bahkan mereka juga berani meminta Nabi Hud untuk mendatangkan azab dari Allah. Selain itu, mereka juga beranggap bahwa kehadiran Nabi Hud menjadi penghalang bagi mereka sehingga mereka menyusun rencana untuk menyingkirkan Nabi Hud. Meski diperlakukan seperti itu maka Nabi Hud tetap bersabar dan terus memberi peringatan yang isinya adalah ajakan untuk bertaubat dan beriman kepada Allah. Hal ini dikarenakan jika mereka tidak bertaubat maka akan mendapatkan azab dari Allah SWT. Namun, peringatan yang diberikan oleh Nabi Hud tidak dihiraukan oleh kaum Aad. Nabi Hud lalu berdoa untuk meminta pertolongan kepada Allah. Allah pun berkata bahwa kaum Aad akan menyesal dengan perbuatannya. Nabi Hud dan pengikutnya diminta untuk pergi meninggalkan daerah yang dihuni kaum Aad. Tak lama kemudian apa yang dikatakan oleh Nabi Hud benar – benar terjadi. Saat itu terjadi kekeringan yang melanda kaum Aad dalam waktu yang panjang. Banyak diantara kaum Aad yang gelisah karena hujan pun tak kunjung datang. Setelah itu, mereka mendatangi Nabi Hud. Beliau berkata bahwa apa yang terjadi itu merupakan murka Allah kepada kaum Aad. Namun, mereka tidak percaya. Saat Nabi Hud meminta mereka untuk bertobat maka mereka hanya menganggap apa yang dikatakan oleh Nabi Hud hanyalah sebuah kebohongan. Ketidak percayaan kaum Aad terhadap Nabi Hud menjadikan Allah menurunkan azab. Saat itu langit menjadi hitam, namun oleh kaum Aad peristiwa tersebut mereka anggap akan menandai turunnya hujan. Namun, justru yang terjadi adalah muncul angin dingin yang kencang menghancurkan dan memporak porandakan bangunan dan lainnya. Hal ini membuat semua orang panik. Alhasil kaum Aad meninggal, mereka semua musnah beserta harta benda yang mereka miliki. Bahkan harta yang mereka miliki tidak mampu menolong mereka. Allah menyelamatkan Nabi Hud dan pengikutnya. Mereka tinggal di Hadramaut. Di sanalah nabi hud berdakwah untuk mengajak umat manusia pada zamannya untuk beriman dan menyembah Allah. Dakwah Nabi Hud Dakwah Nabi Hud dimulai dengan mengajak kaum Aad untuk menyembah ]hanya kepada Allah dan meninggalkan tradisi mereka yang menyembah patung hasil karya mereka. Mereka menganggap patung – patung tersebut sebagai Tuhan kepercayaan mereka. Mereka juga mempercayai bahwa patung – patung tersebut dapat memberikan kebahagiaan keuntungan, mencegah terjadinya kejahatan dan lain – lain. Oleh karena itu, Nabi Hud diberi tugas untuk meluruskan mereka agar mengikuti jalan yang benar dengan beriman kepada Allah yang Maha Esa. Pertama – tama Nabi Hud menunjukkan kepada kaum Aad tentang tanda – tanda kekuasaan Allah di alam ini serta hanya Allahlah yang sanggup menciptakan makhluk hidup termasuk di dalamnya adalah manusia. Namun, ajakan Nabi Hud tidak dihiraukan oleh kaum Aad. Mereka beranggapan bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud tersebut dapat mengubah tradisi, peraturan dan adat yang telah mereka lakukan selama ini. Mereka tetap menyembah berhala. Allah berfirman di dalam surat Al Ahqaf ayat 21 yang meminta Nabi Hud untuk memperingatkan kaumnya. Arti dari ayat tersebut adalah sebagai berikut Dan ingatlah Hud saudara kaum Aad, yaitu ketika dia mengingatkan kaumnya tentang bukit – bukit pasir dan sesungguhnya telah berlalu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan setelahnya dengan berkata, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, aku sungguh khawatir nanti kamu ditimpa azab pada hari yang besar.” Hukuman Allah Kepada Kaum Aad Allah menghukum kaum Nabi Hud yaitu kaum Aad yang berupa kekeringan sehingga menyebabkan kaum Aad khawatir dan takut jika gagal panen. Pada kondisi tersebut Nabi Hud berupaya untuk meyakinkan kaumnya agar meninggalkan kesesatan dan tidak menyembah berhala. Nabi Hud juga mengajak kaumnya untuk bertaubat dan beriman kepada Allah SWT. Namun perkataan Nabi Hud tidak dihiraukan. Bahkan mereka tetap menyembah berhala dan meminta perlindungan kepada berhala – berhala tersebut. Mereka menganggap apa yang dikatakan oleh Nabi Hud hanyalah omong kosong. Hal ini seperti yang terdapat di dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 70, artinya adalah sebagai berikut Mereka berkata, “Apakah kedatanganmu kepada kami, agar kami hanya menyembah kepada Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh nenek moyang kami? Maka buktikanlah ancamanmu kepada kami, jika kamu benar!” Nabi Hud telah menggunakan berbagai macam cara untuk memperingatkan kaumnya, namun usahanya sia – sia. Bahkan kaumnya kini telah menentang ajaran Allah yang diturunkan lewat Nabi Hud. Hal ini dapat dilihat di dalam Al-Qur’an surat Asy-Syu’ara ayat 136 hingga 138 yang artinya adalah sebagai berikut Mereka menjawab, “Sama saja bagi kami, apakah engkau memberi nasihat atau tidak memberi nasihat. agama kami ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang – orang terdahulu, dan kami sama sekali tidak akan diazab. Suatu hari terlihat gumpalan awan hitam yang oleh kaum Aad dianggap sebagai pertanda akan turunnya hujan. Mereka sangat gembira menyambutnya karena mereka berharap ladang dan perkebunannya akan terkena hujan sehingga terbebas dari kekeringan. Namun, di tengah kegembiraan tersebut Nabi Hud berkata bahwa awan hitam tersebut bukanlah pertanda akan turunnya hujan, melainkan sebuah kehancuran yang merupakan pembalasan dari Allah yang pernah dikatakan oleh Nabi Hud. Nabi Hud pun pernah mengingatkan mereka namun mereka tidak percaya dan meminta bukti atas perkataan yang diucapkan Nabi Hud. Saat itu juga terjadi angin topan yang memporak porandakan rumah, bangunan, harta benda, ternak dan lain – lain. Kaum Aad pun kebingunag berlari tanpa arah. Bencana itu berlangsung selama delapan hari tujuh malam yang melenyapkan kaum Aad yang tidak beriman kepada Allah. Di sisi lain, Nabi Hud dan pengikutnya mereka mendapatkan pertolongan dari Allah dan selamat. Setelah kondisi kembali seperti semula maka Nabi Hud berhijrah ke Hadramaut. Di sanalah tempat Nabi Hud menghabiskan sisa hidupnya. Cerita Nabi Hud yang Tercantum di Al-Qur’an Kisah Nabi Hud juga tercantum dalam Al-Qur’an, yaitu terdapat pada beberapa surat, yaitu Surat Hud ayat 50 hingga 54 Arti dari ayat 50 hingga 54 adalah sebagai berikut Dan kepada kaum Aad Kami utus saudara mereka, Hud. Dia berkata, “Wahai Kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Selama ini kamu hanyalah mengada – Kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas seruanku ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?”Dan Hud berkata, “Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa.”Mereka kaum Aad berkata, “Wahai Hud! Engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami, dan kami tidak akan meninggalkan sesembahan kami karena perkataanmu dan kami tidakan akan mempercayaimu. Kami hanya mengatakan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu. Dia Hud menjawab, “Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Surat Al-Haqqah ayat 6 – 8 Arti dari ayat tersebut adalah sebagai berikut Sedangkan kaum Aad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin. Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus menerus, maka kamu melihat kaum Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang – batang pohon kurma yang telah kosong. Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka? Surat Al-Mu’minun ayat 31 – 41 Arti ari ayat tersebut adalah sebagai berikut Kemudian setelah mereka, Kami ciptakan umat yang lain kaum Aad. Lalu Kami utus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yang berkata, “Sembahlah Allah! Tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?Dan berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya dan yang mendustakan pertemuan hari akhirat serta mereka yang telah Kami beri kemewahan dan kesenangan dalam kehidupan di dunia. “Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan apa yang kamu makan, dan dia minum apa yang kamu minum. Dan sungguh, jika kamu menaati manusia yang seperti kamu, niscaya kamu pasti rugi. Adakah dia menjanjikan kepada kamu, bahwa apabila kamu telah mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, sesungguhnya kamu akan dikeluarkan dari kuburmu?”Jauh! Jauh sekali dari kebenaran apa yang diancamkan kepada kamu.kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, di sanalah kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan lagidia tidak lain hanyalah seorang laki – laki yang mengada – adakan kebohongan terhadap Allah, dan kita tidak akan mempercayainya. Dia Hud berdoa, “Ya Tuhanku tolonglah aku karena mereka mendustakan aku”Dia Allah berfirman, “Tidak lama lagi mereka pasti akan menyesal”Lalu, mereka benar – benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur, dan Kami jadikan mereka seperti sampah yang dibawa banjir. Maka binasalah bagi orang – orang yang zalim. Hikmah dari cerita Nabi Hud Berdasarkan cerita Nabi Hud dapat kita ambil berbagai macam pelajaran, yaitu antara lain adalah kita harus beriman dan taat kepada Allah dan tidak boleh menyekutukan-Nya. Selain itu, kita tidak boleh seperti kaum Aad yang tidak percaya adanya Allah. Atas kesombongannya maka kaum Aad mendapat hukuman dan siksaan dari Allah SWT. Selain itu, di dalam kisah tersebut banyak mengandung pesan moral seperti berikut ini Nabi Hud merupakan nabi yang memiliki sifat yang lembut dan sabar dalam menghadapi kaum Aad yang sangat sombong. Kita senantiasa harus selalu bersyukur karena dengan bersyukur justru Allah akan memperbanyak nikmat yang akan kita terima. Jika manusia tidak mau bersyukur maka akan mendapatkan azab. Kita harus menjauhi sifat sombong. Hal ini diakrenaka orang yang bersifat sombong dan takabur maka akan mendapatkan azab yang pedih dari Allah SWT. Kekayaan, kekuatan dan harta benda mampu membuat manusia lupa kepada Allah, bahkan mereka menjadi makhluk Allah yang memiliki sifat sombong dan semena – mena terhadap orang lain. Dengan demikian mereka akan mendapat azab dan siksaan dari Allah. Di dalam kisah Nabi Hud ini kita dapat memetik pelajarana bahwa kita harus selalu beriman dan bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepada kita. Kita dianjurkan untuk tidak bersifat sombong. Hal ini dikarenakan orang yang sombong dan tidak percaya akan kekuasaan Allah maka akan mendapatkan azab yang pedih seperti contohnya adalah kaum Aad. Sekian pembahasan Nabi Hud, silahkan disebarluaskan, semoga membawa manfaat bagi kita semua. Ayo bergabung dengan komunitas dan dapatkan MP3 Al-Quran 30 Juz yang menyejukkan hati. Berikut adalah cerita atau kisah dari Nabi Nuh AS. Semoga cerita super singkat ini dapat memberikan inspirasi bagi Kita semua. Nabi Nuh adalah nabi yang keempat setelah kenabian Adam, syith dan Idris serta beliau ini adalah keturunan kesembilan dari nabi Adam as. Ayah nabi Nuh bernama Lamik bin metusyalih bin Idris. Nabi Nuh diutus oleh Allah di sebuah negeri yang bernama negeri Armenia untuk mengajarkan umatnya agar tidak menyembah kepada selain Allah SWT. serta mengajarkan kepada kebaikan agar terselamatkan didunia juga dialam akherat kelak. Pada usianya yang ke 40 hingga mencapai usianya yang ke 950 tahun, beliau menyerukan ajaran-ajaran agama Allah SWT. Namun yang terjadi adalah umatnya ini tidak mengikuti ajaran yang disampaikannya. Bahkan mereka malah mengolok-ngolok dan membenci nabi Nuh, begitupun dengan orang- terdekatnya, anak dan istrinya pun mengingkari ajaran yang dibawa oleh beliau. Adapun yang beriman dan mengikuti seruannya hanya sedikit dari jumlah mereka sehingga membuat nabi nuh sedih dan menangis. Hingga pada suatu ketika Allah menyuruh nabi Nuh as untuk membuat sebuah perahu yang besar karena Allah mempunyai maksud untuk menengelamkan kaum yang ingkar tersebut. Baca Juga Kisah Nabi Hud AS. Setelah kapal kayu nabi Nuh selesai dibuat, tidak lama setelah itu berhembuslah angin taupan yang maha dahsyat disertai hujan yang teramat lebat dan matai air bersemburan terus menerus tiada hentinya. Kejadian ini berlangsung selama beberapa hari tanpa berhenti sehigga bumi pun berubah menjadi sebuah lautan yang sangat luas. Nabi nuh bersama orang-orang beriman yang mengakui kebenaran ajaran yang dibawanya naik keatas bahtera. Pada saat kapalnya berlayar, nabi Nuh melihat anaknya yang hampir tenggelam. Sehingga nabi Nuh pun mengajaknya naik dan lantas segera beriman kepada Allah SWT. Namun anaknya yang bernama kan’an ini menolak seruan bapaknya, kan’an terus berusaha berenang kearah gunung dan bukit. Akan tetapi air bah dengan cepat menenggelamkan kan’an dan orang-orang yang menolak ajaran yang dibawa nabi Nuh. Melihat hal tersebut, nabi Nuh mersa sangat sedih hingga menyeru kepada Allah SWT “Ya Tuhanku! Anakku telah mati tenggelam, sedangkan dia adalah keluargaku, padahal Engkau telah menjanjikan untuk menyelamatkan kami!” Allah berfirman “Hai Nuh! Sesungguhnya orang-orang yang durhaka itu bukanlah termasuk keluargamu!” Setelah menerima firman tersebut, nabi Nuh dengan sangat menyesal dan takut memohon ampun kepada Allah atas kesalahannya yang meminta kesalamatan anaknya padahal kan’an termasuk kepada orang-orang yang durhaka dan kafir. Baca Juga Kisah Nabi Idris AS. Hingga pada usia 950 tahun, beliau menjalani masa kerasulannya dengan mengajak dan menyerukan umatnya untuk menyembah dan beriman kepada Allah. Akan tetapi orang yang mengikuti dan mengakui Allah sebagai tuhan mereka hanya sedikit dan kebanyakan dari mereka mengingkarinya. Keyword Kisah Nabi Nuh AS Originally posted 2019-10-20 003414. Kisah Nabi Nuh Lengkap dari Lahir Sampai Wafat Nabi Nuh alaihis- salam merupakan putra Lamik bin Metusyalih bin ldris. Dia merupakan generasi kesembilan dari Nabi Adam alaihis- salam. Nabi Nuh alaihis- salam menerima wahyu kenabian dari Allah Subhanahu wa Taala dalam masa fatrah, yaitu masa kekosongan di antara 2 rasul. Dalam masa kekosongan ini, lazimnya secara berangsur- angsur manusia melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka. Mereka melaksanakan perbuatan syirik, kemungkaran, meninggalkan amal kebajikan, serta dibawah pimpinan iblis. Sebab manusia telah begitu parah keadaannya, sehingga Allah Subhanahu wa Taala mengangkut manusia pilihan- Nya selaku penyampai agama Allah guna membetulkan kondisi manusia yang telah meninggalkan agama Allah. Nabi Nuh juga yang dinaikan oleh Allah jadi nabi buat membetulkan kondisi umat manusia. Sehingga pada saat Nabi Nuh alaihis- salam tiba di tengah- tengah mereka, mereka tengah menyembah berhala. Patung- patung yang mereka sembah yaitu buatan tangan mereka sendiri. Perihal ini telah mendarah daging di golongan mereka. Mereka tidak bersedia menjajaki risalah- Nya. Mereka terus saja mengejek Nabi Nuh alaihis- salam. Begitu mendengar seruan Nabi Nuh supaya mereka bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Taala, mereka malah menutup kuping mereka dengan memasukkan anak jari mereka ke kuping. Baju- baju mereka juga dipergunakan guna menutup muka mereka. Mereka mengejek serta menertawakan peringatan Nabi Nuh alaihis- salam. Kalangan Nabi Nuh alaihis- salam terus menjadi mengingkari serta menyombongkan diri mereka. Saat ini, mereka telah tidak bersedia lagi mencermati kebenaran risalah yang dituturkan oleh Nabi Nuh alaihis- salam, sehingga pengikut Nabi Nuh alaihis- salam terus menjadi menurun. Peringatan yang dia sampaikan dianggapnya omong kosong yang tidak terdapat buktinya. Walaupun umat Nabi Nuh akhirnya menjadi sedikit serta makin menyombongkan diri, Nabi Nuh senantiasa bersabar. Dia senantiasa istiqamah mengujarkan kebenaran dari Allah Subhanahu wa Taala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya “Maka Aku katakan kepada mereka Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan hebat.” Demikianlah, Nabi Nuh alaihis-salam telah menyampaikan peringatan kepada kaumnya agar cepat-cepat bertaubat dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang demikian itu akan membawa kebaikan dan kemanfaatan, baik bagi diri mereka sendiri maupun keluarga mereka, serta harta benda mereka. Sekali lagi, mereka tetap tidak mau beriman. Makin lama menjadi makin berat beban serta cobaan yang harus dihadapi oleh Nabi Nuh alaihis-salam saat menghadapi kaum-kaumnya. Walau telah diberikan peringatan berkali-kali, akan tetapi mereka semuanya tetap saja terpaku dengan kajahiliahannya. Lebih-lebih lagi mereka semua beranggapan bahwa beliau alaihis-salam adalah seorang pendusta yang mana tidak patut untuk didengarkan tutur katanya. Mereka semua juga memberikan tantangan untuk Nabi Nuh alaihis-salam supaya bisa untuk memberikan bukti kebenaran dari apa yang telah disampaikan oleh Nabi Nuh alaihis-salam sembari menertawakannya. Seluruh pemimpin kaum tersebut kembali menyuruh untuk menyembah leluhur mereka dan tidak melarang untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh Nabi Nuh alaihis-salam. Pada akhirnya, kaum tersebut menjadi semakin bertambah kekafirannya dan menutup diri untuk mendengarkan kebenaran serta peringatan yang disampaikan oleh Nabi Nuh alaihis-salam. Mereka semua makin jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan selalu berbuat kerusakan dimuka bumi ini. Meskipun pengikut Nabi Nuh alaihis-salam semakin berkurang, beliau tetap menyampaikan risalah-Nya. Beliau berkata, “Wahai kaumku, aku tidak meminta kepada kamu semua sebagai ongkos bagi seruanku ini. Percayalah, kami tidak akan meminta upah atau apa pun kepada kalian semua sebagai imbalan. Upahku hanyalah dari Allah semesta alam. Dialah Rabb Pencipta alam semesta ini, dan Penentu segalanya. Maka sembahlah Dia. Hanya Dialah tempat kita bertaubat dan memohon. Dan kepada-Nyalah kita menyembah. Upahku hanyalah dari Allah semata. Sekali-kali aku tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. Sesungguhnya aku bertemu dengan Rabb semesta alam ini, akan tetapi aku memandangmu sebagai kaum yang tidak mengetahui. Maka sembahlah Allah. Jangan menyembah yang lain.” Demikianiah, kerusakan dan kekafiran semakin merajalela, dan kaum Nabi Nuh alaihis-salam banyak yang ingkar kepada agama Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah mengadzab kaum yang durhaka itu dengan banjir besar. Sebelum ditimpakan banjir, malaikat Jibril datang kepada Nabi Nuh alaihis-salam sebagai utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk membuat bahtera atau kapal, dan memberitahu cara pembuatannya sampai selesai. Nabi Nuh alaihis-salam mengajak kaumnya yang beriman untuk segera membuat kapal. Mereka gotong royong membuat kapal sebagaimana telah diajarkan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Nuh alaihis-salam. Ketika mereka tengah membuat kapal, orang-orang kafir terus menerus mengolok-olok dan menghina Nabi Nuh dengan perkataan yang menyakitkan, dan menuduh Nabi akan menipu mereka. Semua orang yang melewati mereka mencemooh pembuatan kapal itu. Mereka berkata, “Hai pendusta, mana ada kapal dilayarkan di gurun pasir. Apakah sekarang kamu sudah gila,? He..he…he….ada-ada saja… !!” Segala ejekan dan hinaan diterimanya dengan lapang dada. Cepat dan pasti, Nabi Nuh alaihis-salam beserta pengikutnya menyelesaikan pembuatan kapalnya. Nah, selesai sudah kapal yang mereka buat. Janji siksaan Allah Subhanahu wa Ta’ala pun segera datang. Awan gelap pekat bergumpal-gumpal di langit, menutupi langit dunia. Matahari terhalang menerangi bumi karena tertutup awan gelap tebal itu, sehingga bumi pun menjadi gelap gulita. Petir dan guntur menyambar-nyambar seisi bumi silih berganti hingga memekakkan telinga, dan membuat takut seluruh isi bumi. Hujan lebat turun berhari-hari tiada henti-hentinya diiringi guntur dan guruh silih berganti seakan hendak meruntuhkan bumi ini. Mata air bumi berhamburan memuntahkan isinya dari perutnya. Dan badai pun bertiup kencang mengombang-ambingkan seluruh isi bumi. Semua orang berteriak ketakutan menyaksikan pemandangan yang menakutkan itu. Nabi Nuh alaihis-salam beserta kaumnya yang beriman segera naik ke atas kapal disertai bermacam-macam binatang yang mereka miliki sepasang demi sepasang jantan dan betina. Binatang-binatang itu mereka tuntun untuk dimasukkan ke atas kapal. Tumbuh-tumbuhan juga diikutsertakan ke dalam kapal itu. Banjir besar pun segera datang. Kaum Nabi Nuh alaihis-salam berlayar bersama kaumnya yang beriman. Orang-orang kafir berhamburan ingin menyelamatkan diri. Ada yang lari kemudian naik ke atap rumah. Ada pula yang naik ke pohon yang tinggi atau bukit-bukit yang tinggi. Bahkan dalam keadaan yang demikian itu, seruan Nabi Nuh alaihis-salam masih tidak digubris oleh mereka. Bahkan, mereka masih mengolok-olok Nabi Nuh beserta kaumnya yang beriman. Kapal itu pun berlayar di atas gelombang yang sangat dahsyat. Dan orang-orang kafir pun semakin panik berhamburan melarikan diri menuju bukit-bukit yáng tinggi. Air pun bertambah terus dengan cepatnya, dan badai bertiup kencang tak henti-hentinya. Kini air telah mencapai puncak yang sangat tinggi, sehingga mereka tidak berdaya lagi. Akhirnya, mereka musnah ditelan gelombang yang amat besar. Pada saat itu, Nabi Nuh alaihis-salam sempat melihat anaknya yang masih kafir. Nabi Nuh alaihis-salam menyeru kepada anaknya tersebut agar segera beriman kepada Allah swt. dan segera naik ke kapal ayahnya agar selamat dari bahaya banjir. Dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 42, Allah Subhanahu wa Ta’ala menerangkan bahwa Nabi Nuh alaihis-salam berkata kepada anaknya “Hai anakku, naiklah ke atas kapal bersama kami, dan janganlah engkau bersama dengan orang-orang yang durhaka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Tetapi anak Nabi Nuh alaihis-salam tidak menghiraukan seruan ayahnya. Anak itu menjawab, “Wahai ayahku, jangan kau hiraukan aku. Aku akan lari ke atas gunung yang sangat tinggi itu. Disana aku akan aman dari banjir dan angin topan. Di tempat yang tinggi itu aku akan berlindung, dan tak mungkin air sampai ke tempat itu dan menenggelamkan aku.” Nabi Nuh alaihis-salam berkata, “Wahai anakku, tidak ada seorang pun yang dapat selamat sekarang ini dari siksaan Allah, kecuali orang-orang yang dikasihi-Nya.” Setelah berkata demikian, tiba-tiba datanglah gelombang yang besar yang memisahkan antara keduanya. Dan putra Nabi Nuh alaihis-salam yang durhaka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala itu pun termasuk orang yang tenggelam. Usai kejadian itu, Nabi Nuh’alaihis-salam pun berseru kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 45 yang artinya “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku itu adalah keluargaku. Sungguh janji Tuhan benar, dan Engkau adalah sepandai-pandai dan seadil-adil yang memberi hukuman.” Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjawabnya dalam Al-Qur an surat Hud ayat 46, yarng artinya “Hai Nuh, sesungguhnya anakmu itu bukanlah keluargamu tidak seagama dengan kamu karena ia mengerjakan pekerjaan yang tidak baik. Oleh sebab itu, janganlah engkau meminta segala sesuatu yang tidak engkau ketahui. Sesungguhnya Aku memberi pelajaran kepada engkau supaya engkau jangan masuk ke dalam golongan orang-orang yang tidak ber-pengetahuan.” Maka Nabi Nuh alaihis-salam pun mohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berlindung kepada-Nya dari hal-hal yang tidak baik, dari segala sesuatu yang tidak beliau ketahui hakikatnya. Gelombang besar bagaikan gunung terus datang hingga mengombang-ambingkan perahu Nabi Nuh alaihis-salam. Orang-orang kafir pun banyak yang mati ditelan banjir. Nabi Nuh alaihis-salam beserta kaumnya yang beriman, binatang-binatang, beserta tumbuh-tumbuhan berlayar lama sekali. Mereka berada di atas kapal itu hingga enam bulan lamanya, mulai bulan Rajab, dan berakhir pada tanggal 10 Muharram. Masya Allah. Setelah seluruh orang kafir itu musnah semuanya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menghentikan banjir itu. Hujan segera berhenti dan air pun menjadi surut. Nabi Nuh, ketiga anaknya, dan kaumnya yang beriman selamat dari bahaya banjir. Mereka terdampar di sebuah pegunungan. Orang-orang menamainya dengan sebutan pegunungan Armini. Ketiga putra Nabi Nuh alaihis-salam ini menurunkan anak cucunya ke seluruh penjuru dunia. Putranya yang bernama Sam menurunkan orang-orang Eropa. Putranya yang bernama Yafis menurunkan bangsa Mongolia, dan sebagainya. Nabi Nuh alaihis-salam wafat dalam usia 950 tahun dengan memiliki pengikut sebagai orang-orang yang beriman hanya beberapa gelintir orang saja. Sesungguhnya orang-orang yang tidak percaya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak membenarkan agama yang dibawa Nabi Nuh alaihis-salam, mereka akan diberi adzab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa banjir yang sangat besar dan dimusnahkan olehnya. Dan barang siapa yang mengikuti ajaran Nabi Nuh alaihis-salam dengan beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka selamat dari adzab yang pedih. Kisah Nabi Nuh kisah nabi nuh alaihissalam kisah nabi nuh dalam Al Quran kisah nabi nuh dan bahteranya kisah nabi nuh full movie bahasa indonesia kisah nabi nuh kartun kisah nabi nuh lengkap kisah nabi nuh lengkap dari lahir sampai wafat kisah nabi nuh membuat kapal kisah nabi nuh sebelum turun dari kapal kisah nabi nuh singkat kisah nabi nuh singkat untuk anak kisah nabi nuh untuk anak-anak

kisah nabi nuh lengkap dari lahir sampai wafat